DAMPAK PERMASALAHAN SOSIAL TERHADAP[ KEHIDUPAN PUBLIK
Posted by sosiologiku
Posted on November 29, 2021
with No comments
Dampak Permasalahan Sosial terhadap Kehidupan Publik
Berikut merupkan dampak dari masalah sosial yang terjadi pada masyarakat sosial, terdapat dua dampak dalam masalah atau gejala sosial antara lain:
- Dampak Negatif Permasalahan Sosial
Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan mengalami keguncangan culture shock. Ketidak sanggupan seseorang dalam menghadapi gejala sosial akan membawa kearah prilaku menyimpang. Berikut dampak-dampak negatif dari adanya permaslahan sosial, antara lain sebagai berikut:
a) Kemiskinan
Menutut Gillin dan Gillin dalam Kun Maryanti dan Juju Suryawati (2014), kemiskinan adalah kondisi ketika seseorang tidak sapat mempertahankan skala hidup yang cukup tinggi untuk memberikan efisiensi fisik dan mental untuk memungkinkan dia dan keluarganya menjalankan fungsi sebagaimana mestinyasesuai dengan standar masyarakatnya baik karena pendapatan yang tidak memadai atau pengeluaran yang tidak bijaksana.
Menurut Henry George dalam Kun Maryanti dan Juju Suryawati (2014), penyebab utama kemiskinan adalah kepemilikan pribadi dan monopoli individu atas tanah. Pandangan ini muncul pada saat kepemilikan tanah menjadi alat ukur kekayaan pribadi. Kemiskinan dapat disebabkan oleh faktor pribadi, faktor geografis, faktor ekonomi dan faktor sosial.
Pada masyarakat modern yang rumit, kemiskinan menjadi suatu problem sosial karena sikap yang membenci kemiskinan tadi. Seseorang bukan merasa miskin karena kurang makan, pakaian atau perumahan. Tetapi karena harta miliknya dianggap tidak cukup untuk memenuhi taraf kehidupan yang ada. Hal ini terlihat di kota-kota besar Indonesia, seperti di Jakarta, seseorang yang tak memiliki radio, tv, mobil dianggap miskin karena tak memiliki itu. Sehingga lama kelamaan benda sekunder tersebut dijadikan ukuran bagi keadaan sosial-ekonomi seseorang, yaitu apakah miskin atau kaya. Persoalan lain yaitu tidak adanya pembagian kekayaan yang merata, urbanisasi tanpa mendapat pekerjaan.
Secara sosiologis, sebab-sebab timbulnya problema teresut karena salah-satu lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, yaitu lembaga kemasyarakatan di bidang ekonomi.
b) Kejahatan atau Kriminalitas
Kriminalitas adalah salah satu bentuk penyimpangan, khususnya perilaku yang melanggar hukum pidana tertentu. Ada beberapa faktor yang mendorong terjadinya kejahatan yaitu adanya perubahan sosial dan ekonomi, pemerintahan yang lemah dan korup, maslah kependudukan dan kesulitan ekonomi, pengembangan sikap mental yang keliru, kurangnya model (teladan) dan sosok orang tua (senior).
Soerjono Soekanto dalam Kun Maryanti dan Juju Suryawati (2014), menyatakan bahwa tindakan criminal disebabkan oleh kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang menghasilkan perilaku sosial lainnya, seperti imitasi, persaingan, dan pertentangan kebudayaan. Perilaku kejahatan dapat dipelajari oleh seseorang melalui media elektronik atau cetak dan dari prosesinteraksi yang dilakukan orang-orang yang sudah terbiasa melakukan tindakan kejahtan.
Sosiologi berpendapat bahwa kejahatan disebabkan karena kondisi-kondisi dan proses-proses sosial yang saa, menghasilkan perilaku sosial lainnya. Analisa tersebut menghasilkan dua kesimpulan, yaitu pertama, terdapat hubungan antara variasi angka kejahatan dengan variasi organisasi-organisasi sosial dimana kejahatan itu terjadi. Kedua, para sosiolog berusaha untuk menentukan proses-proses yang menyebabkan seseorang menjadi penjahat. Bersifat analisis sosial psikologis, E.H Sutherlad dalam Soekanto Suyono (1982) mengatakan bahwa seseorang berperilaku jahat dengan cara yang sama dengan perilaku yang tidak jahat. Artiya, perilaku jahat di pelajari dalam interaksi dengan orang-orang lain, dan orang tesebut mendapatkan perilaku jahat sebagai hasil interaksi yang dilakukan dengan oaring-oarang yang berperilaku cenderung melawan norma hukum yang ada. Ia juga menyebutnya sebagai proses asosiasi yang diferensial, karena apa yang dipelajari tersebut sebagi bagian dari interaksi dengan pola perilaku yang jahat, berbeda dengan apa yang dipelajari dalam proses interaksi dengan pola perilaku yang tak suka pada kejahatan.
c) Disorganisasi keluarga
Merupakan perpecahan keluarga sebagai suatu unit, karena anggotanya gagal mememnuhi kewajibannya yang sesuai dengan peran sosialnya. Secara sosiologis, bentuk-bentuk disorganisasi soial antara lain: unit kelurga yang tidak lengkap karena hubungan di luar perkawinan, putusnya perkawinan (cerai), kekuranagn dalam keluarga, krisis keluarga, krisis intern. Pada zaman modern ini, disorganisasi keluarga terjadi karena konflik peran sosial atas dasar dasar perbedaan ras, agama atau faktor sosial-ekonomi. Mungkin juga karena tidak ada keseimbangan dari perubahan unsur-unsur warisan sosial. Pada dasarnya disorganisasi keluarga pada masyarakat yang sedang dalam keadaan transisi menuju masyarakat yang modern dan kompleks, disebabkan karena keterlambatan untuk menyesuaikan diri dengan situasi sosial-ekonomi baru.
d) Masalah generasi muda
Umumnya ditandai oleh dua ciri yang berlawanan, yaitu keinginan untuk melawan dan sikap apatis. Sikap melawan biasanya disertai rasa takut terhadap masyarakat tentang kehancuran yang disebabkan oleh perbuatan menyimpang, sedangkan sikap apatis biasanya disertai denganrasa kecewa terhadap masyarakat.
Pada masyarakat yang sedang mengalami masa transisi, generasi muda seolah-olah terjepit antara norma-norma lama denagn norma-norma baru. Pada generasi tua seolah-olah tak menyadari bahwa sekarang ukurannya bukan lagi segi usia, akan tetapi pada kemampuan, persoalannya mengenai generasi muda yang sama sekali tak diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya. Masa remaja bisa dikatakan sebagai masa paing berbahaya karena pada periode itu seseorang mengalami tahap pendewasaan, dirasakan dengan ketidak siapan mereka karena kepribadiannya sedang mengalami pembentukan. Maka, dibutuhkanlah bimbingan dari oaring dewasa atau orang tua.
e) Peperangan
Sosiolog menganggap peperangan sebagai suatu gejala yang disebabkan oleh berbagai faktor. Peperangan merupakan bentuk pertentangan yang setiap kali diakhiri dengan suatu akomodasi. Di lain pihak, keadaan akomodasi juga menyebabakan adanya kerja sama antar golongan untuk pertahanan diri terhadap golongan lawan. Peperangan menyebabkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan.
f) Masalah kependudukan
Penduduk suatu Negara pada hakikatnya merupakan sumber yang sangat penting bagi pembangunan, sebab penduduk merupakan subyek serta obyek pembangunan. Tanggung jawab utama Negara yaitu meningkatkan kesejahteraan penduduk serta mengatasi permasalahan kesejahteraan. Perubahan demografis yang tidak dirasakan menjadi penganggu bagi kesejahteraan dan menimbulkan berbagai masalah.
g) Masalah lingkungan hidup
Lingkungan fisik, biologis, maupun sosial selalu mengalami perubahan-perubahan agar dapat mempertahankan hidup, maka manusia mealukan penyesuaian atau adaptasi. Masalah lingkungan hidup ini muncul karena manusia tidak bisa beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya.
h) Ketidakadilan
Perbedaanekonomi, politik, ekonomi, soaial, dll. Merupakan tindakan yang sewenang-wenang, menyangkut permasalahan pembangian sesuatu terhadap hak seseorang atau kelompok yang dilakukan tidak sesuai proporsional. Jika ketidakadialan terjadi berlarut-larut dan tak disikapi dengan baik oleh penyelenggara Negara maka hal ini akan menimbulkan berbagai masalah.
Ada beberapa bentuk keadilan, antara lain yaitu strereotip (pemberian sifat tertentu secara subjektif terhadap seseorang berdasarkan kategori kelompoknya), marginalisasi (proses pemutusan hubungan kelompok-kelompok tertentu dengan lembaga sosial utama, seperti struktur ekonomi, pendidikan, dan lembaga ekonomi lainnya), subordinasi (penomorduaan dalah pembedaan perlakuan terhadap identitas sosial tertentu), dan dominasi (harus dipahami sebagai suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang atau kelompok untuk sejauh bahwa mereka bergantung pada hubungan sosial dimana beberapa orang atau kelompok lain memegang kekuasaan sewenang-wenang atas mereka).
i) Kesenjangan sosial-ekonomi
Masyarakat selalu ditandai oleh kesenjangan, kesenjangan dan startifikasi sosial saling terkait. Stratifikasi sosial melembagakan pola-pola kesenjangan dan pola tersebut menghasilkan stratifikasi sosial. Pada pemahaman timbal balik, stratifikasi mengacu pada distribusi sumber daya yang tak merata. Sedangkan kesenjangan berarti perbedaan kesempatan atau kemampuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status.
Ada dua bentuk kesenjangan, yaitu kesenjangan klasik dan baru. Kesenjangan klasik, mencakup perbedaan kelas, status, kekayaan, dan prestise yang dimediasi oleh gender, pendapatan dan pendidikan. Sedangkan kesenjangan baru, mengikuti kesadaran yang lebih besar akan kompleksitas global yang meningkat dan adanya berbagai rentang pilihan yang lebih besar, seperti pola konsumsi, gaya hidup, dan dinamka identitas.
Kesenjangan sosial-ekonomi mengacu pada kontras antara kondisi ekonomi orang yang berbeda dalam masyarakat yang melaksanakan pembangunan dan modernisasi. Hal ini terjadi karena kurang adanya kesempatan untuk memperoleh sumber pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, dan kesempatan berpartisispasi dalam pembangunan. - Dampak Positif Permasalahan Sosial
Permasalahan sosial yang ada di masyarakat harus kita sikapi dengan baik. Bila kita dapat terbuka dan mengimbangi perubahan sosial-budaya yang ada. Maka, perubahan tersebut akan berdampak positif dan memberikan kita mamfaat. Berikut merupakan dampak-dampak positif dari permasalahan sosial masyarakat, antara lain sebagai berikut:
a) Potensi Munculnya Nilai dan Norma Baru
Gejala sosial bisa menjadi penanda bahwa ada nilai dan norma masyarakat yang sudah ketinggalan zaman. Sehingga munculnya gejala sosial diharapkan dapat memunculkan nilai dan norma baru yang sesuai dengan perkembangan zaman. Nilai dan norma baru ini harus segera direalisasikan, agar dapat terwujud tujuan yang ingin dicapai dan menjadi tata aturan yang wajib di tatati bagi semua warga masyarakat.
b) Adanya Upaya Mewujudkan Kesetaraan Gender
Perkembangan zaman di masyarakat akan meningkatkan kesadaran bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak asasi yang sama sebagai manusia. Ini jelas merupakan pertanda yang baik karena dengan adanya kesetaraan gender, tidak ada lagi ketimpangan atau judgement dari lingkungan terhadap suatu gender.
c) Adanya Diferensiasi Struktural
Diferensiasi struktural ini mengacu kepada berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru. Berbagai macam kebutuhan di masyarakat yang semakin kompleks membutuhkan wadah dan lembaga baru untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
d) Tingkat Pendidikan Formal Semakin Tinggi dan Merata
Gejala sosial yang berhasil diatasi akan membawa pemahaman bahwa “pendidikan itu penting”. Akibatnya, masyarakat akan lebih terbuka terhadap pendidikan dan berusaha untuk mendapatkan akses pendidikan, khususnya pendidikan formal, yang lebih baik lagi.
e) Meningkatnya Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan pendidikan, munculnya berbagai penelitian ilmiah terkait gejala sosial yang telah terjadi semakin menyadarkan masyarakat terhadap pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan taraf hidup.
f) Berkembangnya Industrialisasi
Ketika masyarakat sudah mendapatkan pendidikan yang baik, produktivitas masyarakat pun akan meningkat dengan sendirinya. Hal ini mengakibatkan industri-industri semakin berkembang menjadi lebih baik.
g) Kesadaran Politik Semakin Tinggi
Masyarakat yang terdidik umumnya akan menyadari pentingnya kontribusi setiap individu dalam praktek politik. Tingginya kesadaran politik ini ditandai dengan meningkatnya partisipasi dalam politik praktis.
h) Perlindungan terhadap Kebebasan dalam Kehidupan Beragama
Gejala sosial memberi pelajaran pada masyarakat akan pentingnya hidup berdampingan dan menghormati keanekaragaman. Dengan begitu, diharapkan akan memunculkan rasa rukun antar umat beragama yang berujung pada terwujudnya kebebasan beragama secara hakiki
0 Comments:
Posting Komentar