Partikularisme Kelompok dan Perbedaan Sosial di Masyarakat - SOSIOLOGI

Partikularisme Kelompok dan Perbedaan Sosial di Masyarakat

 

 

Tujuan Pembelajaran

Dengan mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu:
  1. Mendeskripsikan partikularisme kelompok dan perbedaan sosial di masyarakat
  2. Memahami kesetaraan untuk mencapai kepentingan umum/publik
  3. Memahami perbedaan dan kesetaraan antar kelompok dalam kehidupan publik
  4. Memahami relasi antar kelompok dan terciptanya keharmonisan sosial dalam kehidupan masyarakat atau publik.
Materi Pembelajaran:
  1. Partikularisme kelompok dan perbedaan sosial di masyarakat.
  2. Kesetaraan untuk mencapai kepentingan umum atau publik
  3. Perbedaan dan kesetaraan antar kelompok dalam kehidupan publik
  4. Relasi antar kelompok dan terciptanya keharmonisan sosial dalam kehidupan masyarakat atau publik

A. Partikularisme Kelompok dan Perbedaan Sosial di Masyarakat

Partikularisme Kelompok dan Perbedaan Sosial

Perbedaan-perbedaan dalam masyarakat membentuk keberagaman dalam masyarakat sehingga melahirkan masyarakat yang majemuk.

Menurut Furnivall, masyarakat majemuk adalah masyarakat yang berkehidupan secara berkelompok yang berdampingan secara fisik, tetapi terpisah oleh
kehidupan sosial dan tergabung dalam sebuah satuan politik.

Menurut Usman Pelly, masyarakat
majemuk dikategorikan menjadi dua hal, yaitu masyarakat dengan pembelahan horizontal dan secara vertikal.  Secara horizontal struktur masyarakat ditandai dengan kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, adat, dan perbedaan kedaerahan. Adapun secara vertikal, struktur masyarakat ditandai dengan adanya perbedaan antara lapisan atas dengan lapisan bawah yang cukup tajam.
Keragaman di dalam masyarakat tidak hanya menciptakan keunikan, tetapi juga dapat menimbulkan sikap partikularisme kelompok. Paham partikularisme kelompok pada dasarnya cenderung mengutamakan atau mementingkan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan bersama
atau kepentingan publik. Sikap partikularisme jika tidak disikapi dengan bijak maka akan menimbulkan konflik.

Struktur Sosial

Hakikat dan Ciri Struktur Sosial

Para ahli sosiologi memiliki pendapat yang berbeda-beda dalam mendefinisikan struktur sosial. Secara sederhana
dapat kita katakan bahwa struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-
lapisan sosial.

Abdul Syani menyebutkan bahwa struktur sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang pokok, yang dapat
memberikan bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada kegiatan
yang mungkin dilakukan oleh organisasi dalam masyarakat.
2) Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antarindividu pada saat tertentu.
3) Struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat.
4) Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang membentuk suatu tatanan
5) Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua pengertian. Pertama, di dalam struktur sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan perkembangan. Kedua, dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian di mana terjadi stabilitas,
keteraturan, dan integrasi sosial yang berkesinambungan sebelum kemudian “terancam” oleh proses ketidakpuasan dalam tubuh masyarakat.

Cara-cara memperoleh status atau kedudukan:
a) Ascribed Status adalah kedudukan atau status yang diperoleh secara
otomatis tanpa usaha. Kedudukan tersebut diperoleh sejak lahir.
b) Aschieved Status adalah kedudukan yang diperoleh seseorang dengan
usaha atau disengaja. Kedudukan ini bersifat terbuka bagi siapa saja.
c) Assigned Status adalah kombinasi dari kedua cara memperoleh status di
atas. Status ini diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain

Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran (role).

Ralf Linton mendefinisikans status sebagai suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peran merupakan aspek dinamis dari status seseorang.

Menurut Soerjono Soekanto, status dan peran mempunyai arti penting dalam pola hubungan timbal balik individu dan masyarakat. Status dan peranan merupakan unsur-unsur baku dalam sistem lapisan sosial. Dengan status tertentu, seseorang memiliki sekumpulan hak dan kewajiban yang
mengarahkan perilakunya agar sesuai dengan pola hubungan atau norma yang ditentukan dari status tersebut.

Robert K. Merton berpendapat bahwa dalam struktur sosial terdapat beberapa peran yang terkait. Ia  menyebutkan hal itu sebagai perangkat peran (role set). Perangkat peran adalah pelengkap
hubungan peran yang dimiliki seseorang karena menduduki status sosial tertentu.

Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial

Mayor Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai pengawas sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai dan peraturan kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk menanamkan disiplin sosial
kelompok atau masyarakat.

Peter M. Blau membagi bentuk struktur sosial menjadi dua tipe, yakni intersected social structure dan cosolidated social structure.
1) Sebuah struktur sosial dikatakan intersected jika keanggotaan dalam kelompok-kelompok sosial
yang ada bersifat menyilang (berpotongan). Artinya, keanggotaan dalam kelompok sosial
tersebut memiliki latar belakang ras, suku bangsa, ataupun agama yang berbeda-beda.
2) Sebuah struktur sosial dikatakan consolidated jika terjadi tumpang tindih parameter (tolok ukur)
dan mengakibatkan penguatan identitas keanggotaan dalam sebuah kelompok sosial.

Menurut Nasikun, dalam konteks Indonesia, struktur sosial dapat dilihat secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan suku bangsa, agama dan adat. Secara vertikal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan sosial. Dalam banyak literatur, struktur sosial
horizontal disebut diferensiasi sosial, sedangkan struktur sosial secara vertikal disebut stratifikasi sosial.

0 Comments:

Posting Komentar

 
Created By SoraTemplates | Distributed By Gooyaabi Themes