Pengertian Eksklusivisme
Pengertian Eksklusivisme ini merupakan suatu paham yang memiliki kecondongan atau keinginan di dalam merangkak mengaleniasi diri dari masyarakat. Tanda-tanda yang kasat mata dapat dilihat secara langsung dari orang yang mempunyai paham eksklusivisme, yakni mendahulukan kepentingan pribadi serta juga memiliki kecenderungan untuk menarik diri atau juga memisahkan diri dengan norma-norma khusus maupun umum yang disepakati di dalam kelompok.
Eksklusivisme ini ialah sebuah bentuk hubungan sosial individu yang kemudian menutup dirinya tersebut dari dunia luar atau pun juga mengekslusifkan kelompok atau golongan tertentu.
Sudah menjadi pengakuan bahwa beberapa bentuk kelompok sosial mempunyai faham mengeksklusfikan dirinya, sehingga kemudian akan sangat susah atau sulit untuk dimasuki oleh anggota lain untuk bisa atau dapat menjadi bagian dari kelompok tersebut, disebabkan oleh karna sikap eksklusifnya. Bahkan dibanyak hal serta tempat, beberapa kelompok ini sering melakukan penindasan terhadap kelompok lain, sehingga kemudian menyebabkan munculnya sikap agresif serta diskriminatif.
Manusia yakni sebagai makhluk sosial lebih condong untuk hidup berkoloni, berkelompok yakni dengan membentuk golongan atau kelompok tertentu. Sebenarnya. Tujuan pembentukan kelompok yang dilakukan oleh mempunyai tujuan yang baik, yakni sebagai wadah di dalam mewujudkan tujuan kelompok serta sebagai wadah untuk melakukan jenis interkasi sosial yang saling memembantu dengan sesamanya.
Paham eksklusivisme di dalam sejarahnya sudah meninggalkan rekam jejak sejarah yang buruk atau kelam, yakni tidak lain adalah peperangan serta konflik yang dipicu oleh sesuatu (tidak berdiri sendiri). Konflik tersebut selalu disokong oleh adanya pandangan keagamaan tertentu, serta juga konsekuensi yang dihasilkan ialah paham keagamaan yang tidak bernuansa pencerahan serta pembebasan, tetapi justru bermotif konflik serta kekerasan. Tidak bisa dipungkiri di dalam paham eksklusivisme ini sudah atau telah membentuk sebuah paham keagamaan yang tidak mampu untuk kemudian mengembangkan budaya dalam berdialog serta juga toleransi. Jangankan di dalam konteks antar agama, kontes intra agama pun juga, eksklusivisme ini sudah menjadi batu sandungan tersendiri. Seluruh kelompok baik yang fundamentalis atau pun juga yang liberalis sama-sama terjebak di dalam klaim kebenarannya sendiri, karena paham eksklusivisme ini sudah memunculkan keresahan serta kegelisahan baru di dalam konteks membentuk kehidupan beragama yang damai serta juga toleran.
Pengertian Eksklusivisme Menurut Para Ahli
Dibawah ini merupakan definisi ahli terkait dengan eksklusivisme ini, antara lain yakni sebagai berikut;
- El Rais (2012), eksklusivisme ini merupakan serangkaian pemahaman yang berkecenderungan untuk kemudian memisahkan diri dari masyarakat.
- Raimundo Pannikar kemudian juga menyampaikan bahwa paham inklusivisme ini bukanlah sebuah paham yang instan, disebabkan karna paham ini memerlukan rasionalitas serta juga kelanjutan terhadap adanya doktrin-doktrin keagamaan.
Ciri Paham Eksklusivisme
Adapun ciri atau karakteristik yang menganut paham eksklusivisme ini ialah
- mengutamakan kepentingan pribadi / kelompoknya sendiri
- Cenderung untuk memisahkan diri dengan sikap khusus yang disepakati atau pun disetujui di dalam golongan atau kelompok.
Macam Eksklusivisme
Jenis dari perwujuatan atas sikap eksklusivisme ini, antara lain yakni sebagai berikut;
Bidang Keagamaan
Ini adalah suatu sikap eksklusif, fanatik, serta juga diskrminasi terhadap kelompok, golongan agama tertentu yang kemudian menganggap rendah atau tidak baik kelompok atau golongan agama lain. Beberapa pandangan yang kemudian menjadi dasar sikap eksklusivisme ini ialah suatu kesalahan dari beberapa individu/ kelompok yang kemudian di hakimi dengan munculnya pandangan rendah untuk kelompok atau golongan tersebut.
Adanya anggapan tersebut bahwa bergaul atau berinteraksi ini hanya diperbolehkan dengan orang yang seiman. Hal tersebut mejadi jurang pemisah atau sekat bagi manusia yang ingin berinteraksi dengan manusia lainnya.
Bidang Kebudayaan
Sekelompok orang memilih tempat terpencil untuk memisahkan dirinya dari masyarakat, disebabkan oleh karna apabila nantinya berbaur dengan masyarakat umum mereka kemudian terpengaruh oleh budaya yang berada di luar dirinya. Ketakutannya tersebut yang kemudian menjadikan ia mempunyai untuk memisahkan diri dari masyarakat pada umumnya supaya unsur budayanya tersebut kemudian tidak terkontaminasi oleh pengaruh lain.
Mereka memilih untuk memisahkan diri daripada mempercayai orang lain. Mereka percaya bahwa budaya yang terdapat pada kelompoknya itu ialah yang paling baik serta juga bagus sehingga ia tidak memerlukan/membutuhkan sesuatu untuk berubah.
Paling mencolok serta juga terlihat ialah di dalam sifat kebudayaan kelompok atau pun juga etnis tertentu ialah tidak diperbolehkannya ada orang di dalam kelompok atau golongan kebudayaan tersebut menikah diluar kelompoknya. Hal tersebut juga ini ialah upaya mejaga kemurnian kebudayaan kelompok tersebut.
Faktor Paham Eksklusivisme
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan paham eksklusivisme ini diantaranya :
- Kecemburuan sosial,
- perbedaan status dan peran sosial,
- merasa kelompok bahwa kelompoknya yang paling baik dan benar.
Dampak Eksklusivisme
Sikap eksklusivisme ini jelas mempunyai dua hal dalam perkembangannya serta juga dampak yang ditimbulkan. Eksklusivisme ini mempunyai dampak positif serta negatif.
Dampak Positif Eksklusivisme
Dampak Positif, Antara lain yakni sebagai berikut :
- Timbulnya keadaan di dalam masyarakat yang dengan ketertutupannya akan dunia lainnya bisa atau dapat tetap mempertahankan kebudayaan yang berada di dalam kelompoknya
- Adanya bahwa anggapan di dalam diri individu-individu bahwasanya kelompoknya itu merupakan kelompok yang paling baik serta juga wajib dipertahankan.
- Mempunyai kemampuan untuk membedakan dirinya yakni dengan orang lain disekitarnya.
- Adanya keyakinan yang kokoh atau teguh terhadap kelompok atau golongannya sehingga kemudian tidak mudah terbawa arus yang dibawa oleh kelompok atau golongan lain.
Dampak Negatif Eksklusivisme
Akibat negatif yang hadir dari sikap eksklusivisme, antara lain sebagai berikut ;
- Adanya anggapan di dalam diri seseorang bahwa kepentingan kelompoknya itu merupaka kepentingan yang paling pokok atauutama diatas segala kepentingan yang lainnya.
- Individu cenderung tertutup didunia luar serta juga sulit untuk terpengaruh budaya lain.
- Perkembangan kebudayaan di dalam kelompoknya cenderung statis serta mandheg, sehingga kemudian sulit untuk melakukan perubahan dengan secara gradual serta progressif.
- Rawan terjadi konflik di dalam internal kelompok sehingga dapat atau bisa memecah belah persatuan di dalam kelompok tersebut.
Cara Mengurangi Paham Eksklusivisme
Adapun cara yang bisa dilakukan guna mengurangi paham eksklusivisme ini ialah dengan mencoba berbaur dengan sesama yang tentu mempunyaiperbedaan dengan kita, kemudian juga bisa menanamkan sikap untuk tidak menyepelekan orang lain serta juga tidak menganggap kelompok sendiri adalah kelompok yang paling baik serta benar.
Contoh Eksklusivisme
Adapun contoh perwujutan atas sikap eksklusivisme yang pernah ada, antara lain sebagai berikut ;
Jerman (Hitler)
Di Jerman dahulu terdapat pemimpin yang dikenal dengan gaya kepemimpiannyan yang dictator, tokoh tersebut bernama Hitler. Hitler itu sangat membenci bangsa yahudi, kebenciannya terhadap kaum yahudi kemudian membawanya kearah perilaku penindasan terhadap bangsa yahudi.
Di dalam konteks lain disebutkan bahwa perilaku Hitler ini untuk mendapatkan pengakuan serta hyga penghargaan bahwa ia yang terbaik diantara lainnya, demi mendapatkan penghargaan dan juga kekuasaan untuk menjadi seorang pemimpin nomor satu dijaman itu. Ini ialah contoh kelompok eksklusivisme.
Indonesia (Amrozi CS)
Masih ingatkah kita dengan adanya tragedy bom di pulau bali yang dilakukan oleh kelompok teroris. Amrozi CS melakukan aksinya tersebut dipulau dewata bali dengan dalih memperjuangkan agama untuk melawan kekafiran.
Peristiwa atau kejadian tersebut adalah suatu akibat yang ditimbulkan dari paham sikap eksklusivisme, sehingga memupuk dari sikap fanatisme terhadap kelompoknya sendiri dan juga diskriminatif terhadap kelompok lain. Imbasnya ini ialah adanya suatu perasaan di dalam dirinya bahwa kelompoknya yang paling besar serta juga paling benar diantara kelompok lain yang ada.
Kehidupan Sehari-hari
Lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, adakah masyarakat yang berfaham eksklusivisme yang dapat atau bisa kita jumpai bahkan kita temukan di dalam lingkungan sosial kita. Tentunya ada, mungkin kita pernah melihat bahkan memiliki atau mempunyai teman yang hanya mau bergaul yakni dengan teman yang dari sisi kelas sosial sama, orang kaya ini hanya mau berteman dengan orang kaya, anak pejabat yang hanya bergaul itu dengan anak pejabat, atau orang yang bergaul atau berinteraksi dengan anak pejabat.
Orang yang hanya mau dianggap bahwa ia keren, mempunyai pendidikan tinggi, mempunyai status sosial yang tinggi. Hal tersebut adalah salah satu contoh paling dekat dengan kita orang yang mempunyai paham eksklusivisme
Kebanyakan dari kita mendengar kata ekslusif serta seketika mempunyai bayangan bahwa eksklusivisme ini adalah kelompok dengan kelas atau pun jenis status sosial yang tinggi. Ternyata di dalam kehidupan sosial kita banyak contohnya serta juga sampai pada taraf individu juga terjangkit sikap eksklusivisme tersebut.
Dan Contoh dari sikap eksklusivisme lainnya seperti
- Kelompok agama tertentu yang kemudian memisahkan diri dari masyarakat untuk dapat membentuk wilayah yang di dominasi oleh kelompok agamanya sendiri.
- Lebih mementingkan kepentingan diri pribadi serta juga kelompoknya daripada untuk orang lain serta juga kelompok yang berbeda.
- Masyarakat Baduy yang kemudian memisahkan diri dari masyarakat modern untuk bisa tetap menjaga kelestarian dari budayanya.
- Tindakan dan sikap fanatisme.
- Mengikuti ideologi radikalisme.
Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Eksklusivisme, Ciri, Macam, Faktor, Dampak dan Contoh, semoga apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih
0 Comments:
Posting Komentar